Rabu, 14 Januari 2009

Klasifikasi Handphone Tahun 2007-2008

A. Dari Segi teknologi Yang Digunakan.

1. Low End : Handphone yang memiliki fitur sederhana.

Contoh :

1. Nokia : 1200, 1208, 1650, 1209.

2. Sony Ericsson : J121i, K200i, J120i, Z320i, J110i.

3. Motorola : W213, W205, W231, W181, W175.

4. LG : KP100, KG 270.

2. Middle End : Untuk telepon seluler dengan desain dan fitur yang di sempurnakan.

Contoh :

1. Nokia : 2600 Classic, 2680 Slide, 5000, 3110 Classic, 3120 Classic.

2. Sony Ericsson : J132i, R300i, T303i, T250i, Z250i, K220i, R306i, K330i, T280i.

3. Samsung : C160, M150, C450, M300, M120.

4. LG : KP100, KG270, KP105, KG195, KG288, KP110, KU250.

3. High End : Telepon seluler yang memiliki teknologi maju.

Contoh :

1. Nokia : 7310 Supernova, 5310, 6120 Classic, 5700, 5320 XpressMusic, 7210 supernova, E51, 7900 Prism, E65, 5320 XpressMusic, N76, N77, 5610.

2. Sony Ericsson : S500i, W660i, K660i, W610i, W302, T650i, C702i, W910i, F305, K770i, Z770i.

3. Samsung : F250, D900i, E950i, D780, L700, J200, F330, U800Soul b, i450, L170, G600, S7330.

B. Dari Segi Segmentasi Pasarnya.

1. Sosial Central : Komunitas yang suka berkomunikasi dengan sesama keluarga,teman dan kolega.

Contoh :

1. Nokia : 1680 Classic, 1208, 1200, 5310, 5700, E51, 5000, 3110 Classic.

2. Sony Ericsson : K530i, Z555i, W660i, Z250i.

3. Samsung : J200, Z170, M150, C160.

2. Cool Dinamic : Untuk komunitas yang menyukai dunia sport.

Contoh :

· Siemens M35i

· Siemens E55

· Beyond B530

3. Perfomence : Untuk pembisnis dan kalangan prpfesional.

Contoh :

· BlackBerry 8820

· BlackBerry Pearl 8120

· HTC Shift

· MWg Atom V

· Nokia E71

· Nokia N96

Perkembangan Blogger di Indonesia

Blog bagi sebagian individu di anggap sesuatu yang “mahal” dalam artian apa yang mesti dibuat setelah memiliki account. dalam konteks ini banyak yang terdampar pada masalah content, apa yang harus di tulis atau apa yang harus di tampilakan, sehingga munculah para copy paste. Dari sini kita bisa melihat bagaimana sebenarnya perkembangan blogger di indonesia. Apakah dengan banyaknya account yang bermunculan??, Apakah dengan seberapa besar bobot content yang benar-benar hasil dari olah pikir yang tercecer melalui karakter dalam postingan??, atau ada hal lain yang lebih spesifik??… Kalau kita melihat dan menilai dari point pertama, sudah tentu perkembangan blogger di Indonesia cukup baik karena banyaknya account-account baru bermunculan, tetapi bagaimana dengan dengan bobot dan spesifikasi lain…!! Kembali ke kalimat “Perkembangan”, kita menyatakan kalimat tersebut dari sudut seperti apa…Penilaian ini kembali kepada blogger, dari sisi mana mereka mulai menilai sebuah perkembangan!! Dan disini saya tidak mencari justifikasi atas perkembangan tersebut..seperti motto blog saya Hanya Sebuah Coretan”.

Blog merupakan sebuah media untuk menuangkan hasil karya tulisan/coretan apapun yg di hasilkan dari letupan dalam pikiran melalui permainan jari di atas keyboard sehingga menghasilkan karakter2 yg tersusun rapih & indah, baik berupa opini, kritikan bahkan cerita sejenis novel-humor. tetapi kita juga tidak bisa menghindari bahwa blog kadang dijadikan ajang adu bacot, hinaan, personal insult/pemuatan content2 illegal. Secara gamblang blog yg berkembang saat ini ada yg bernilai positif & negatif.

Ada beberapa wacana yg menyatakan bahwa blog bukanlah sebuah link yg dapat di percaya keabsahannya jika di dalam contentnya memuat sebuah berita yg berbau politik, ekonom, etc/semacamnya, karena selama ini blog di anggap hanya sebuah journal pribadi, tempat untuk bebas berekspresi dalam berbagai bentuk. Tetapi jika kita melihat lebih luas, sebenarnya blog juga di pakai oleh para jurnalis, politikus, ekonom, etc dalam memberitakan opini2 meraka yg sudah tentu berdasarkan hasil pertimbangan yg matang.

Blog tidak sesempit yg di bicarakan sealam ini, didalam blog ada proses interaksi antar individu [blogger]. bisa dikatakan “Blog is Monodualistik”, sebagai tempat menuangkan olah pikir juga sebagai media interaksi. Interaksi ini terbentuk antar bloger yg sering berlalu lalang di berbagai tautan dan meninggalkan jejak sehingga ada lacak balik dari blogger lainnya [kerennya sih ..blogwalking..:P], yg kalau di kehidupan nyata di sebut silahturahmi. Ini berarti blog bukan sekedar media coretan, akan tetapi sudah berkembang ke hal yg lebih luas.

Sebagai individu yg suka nge-blog, saya melihat perkembangan blogger saat ini sudah cukup signifikan. tidak ada skala yg tetap dan spesifikasi dalam melihat hal tersebut. disini ini saya melihatnya dari sudut account yg bermunculan serta postingan yg terpajang dalam account mereka. Belum lagi di tambah dengan makin banyaknya komunitas2 blog yg bermunculan, dimana keberadaan mereka tidak hanya sekedar menuangkan tulisan secara bersama-sama dalam sebuah account, akan tetapi ada hal lain dari sekedar menulis yg di implementasikan dalam kehidupan nyata, dalam bentuk yg berbeda, dan tetap mengatas namakan blog/blogger.

Well, Perkembangan Blogger di Indonesia beraneka ragam bentuknya, tinggal bagaimana kita melihat & menilainya…!!!

http://fritzinfo.wordpress.com/2008/05/22/perkembangan-blogger-di-indonesia/

Ponsel Sebagai Teknologi Budaya & Budaya Teknologi

sumber : Teknologi Yang Salah Pake | gaulislam.com
www.gaulislam.com/teknologi-yang-salah-pake - 47k

Apa sih fungsi ponsel? Pastinya untuk cuap-cuap dan kirim pesan singkat, dan untuk urusan kerjaan. But, kini ponsel juga menjadi ajang hiburan dan penyimpanan data-data pribadi. Selain ada games dan ringtone yang makin canggih dan bening suaranya, ternyata ponsel juga bisa dipake untuk jepret-jepret, ngambil gambar.

Yup, kamu nggak aneh lagi kan liat sohib jeprat-jepret ngambil gambar. Entah lagi pengajian, hang out, atau iseng. Pokoknya, fasilitas kamera pada ponsel itu jadi nilai tambah buat ponsel. Tapi, dasar manusia, teknologi ponsel berkamera itu justru jadi ngundang kegiatan yang nggak-nggak.

Paling laris
Awalnya adalah di bulan November 2000, Sharp, vendor asal Negeri Matahari Terbit memproduksi J-SH04 untuk J-Phone. Kelahiran J-SH04, yang kala itu hanya berbekal 110.000 piksel, menjadi langkah awal dari sejarah ponsel kamera.

Tidak hanya menyediakan handset, J-Phone juga merumuskan formula pengiriman gambar dari ponsel kamera ke ponsel lain atau ke komputer via Internet. Sha-mail, begitu mereka menamai layanan yang diperkenalkan pada Desember 2000. Pada Juni 2002, J-Phone berhasil memikat sekitar 5 juta pemakai ponsel kamera.

Sekarang, menurut sebuah penelitian pasar terbaru, ponsel yang dilengkapi kamera terjual lebih banyak dibanding kamera digital konvensional untuk pertama kali dalam semester pertama 2003 sekaligus menandai titik balik industri wireless untuk mengungguli booming pasar fotografi digital.

Penjualan ponsel kamera di seluruh dunia melonjak sampai 25 juta unit dalam enam bulan pertama tahun ini dibanding kamera digital konvensional yang hanya mencapai 20 juta dalam waktu yang sama.

Dalam posisi yang sama tahun 2002, para operator ponsel di seluruh dunia mengapalkan 4 juta ponsel kamera digital. Permintaan yang tinggi terutama berasal dari Jepang dan penjualan ponsel kamera di Eropa dan Amerika akan terus meningkat walaupun tidak sebesar angka di Jepang, demikian menurut analis pasar.

Nggak tanggung-tanggung, teknologi ponsel berkamera makin edan-edanan. Selain dilengkapi dengan zoom, resolusi gambarnya juga makin tajam. Sebut saja Samsung, belum lama pengrajin ponsel asal Korea Selatan ini kembali meluncurkan handphone terbaru fitur kamera internal 5 megapixel. Kepala Samsung Elektronik, Cho Byung-deok menyatakan, handphone dengan nama model SCH-S250 tersebut mampu menghasilkan kualitas gambar yang setara dengan hasil bidikan kamera digital 5 megapixel. Selain itu, SCH-S250 juga dilengkapi fitur MP3 player dan TV function. Memori internalnya berkapasitas 92 MB, sehingga mampu menyimpan 25 foto beresolusi 5 megapixel. Coba, dahsyat nggak tuh!

Dengan teknologi yang makin ciamik, kita bisa nyimpen momen-momen manis dalam ponsel kita. Mau dibuka? Gampang. Mau dikirim via MMS (Multimedia Message Service)? Eyyuuu!

Salah guna
But, kita nggak bakal ngomongin teknologi ponsel berkamera. Kita mau ngebahas betapa manusia itu suka bikin malu sendiri. Teknologi itu kan sebenarnya ada untuk bikin hidup jadi lebih mudah dan manis. Tapi pikiran jail manusia malah bikin teknologi itu jadi menjijikkan.

Ketika ponsel udah bisa dipake nyimpen dan ngirim gambar, kita jadi heboh dengan bersliwerannya gambar-gambar porno. Mulai dari yang cuma animasi BW (black & white) sampe yang udah foto beneran. Kala itu, gambar-gambar seronok itu bisa diunduh (download) di internet gratisan, atau dikirim via SMS.

Dasar jail, begitu muncul teknologi ponsel berkamera, eh, gambar-gambar begituan juga nyangkut ke memori ponsel. Baik itu dikirim temen, bahkan ada yang nekat ngambil gambar sendiri. Seorang kenalan nyimpen potongan adegan panas seorang artis lokal dengan bintang film cowok bule. Adegan yang kata beliau berdurasi hampir 2 menit itu emang udah lama dihebohkan, dan diambil dari potongan sebuah film laga made in Hollywood.

Ada juga yang mengabadikan hal-hal sebenarnya privasi di ponsel pribadi mereka. Entah penasaran atau gimana, mereka motret diri sendiri lagi (sorry) setengah bugil dan bahkan bugil. Meski memotret diri sendiri tidak haram, tapi coba pikirin kalo sampe itu gambar jatuh ke tangan orang lain. Tidaaaaak!

Barangkali yang paling nekat, adalah mereka yang mengabadikan kebejatan mereka dalam ponsel. Masih inget kan kasus beredarnya foto-foto mesum dari ponsel yang melibatkan sejumlah seleb Indonesia? Bayangin, belum jadi suami-istri udah berani berbuat begitu, eh diabadikan lagi! Astaghfirullah!

Kekurangajaran pengguna ponsel berkamera berlanjut sampai tindakan curi-curi momen. Ya, harap ati-ati kalo kamu di tempat umum, ada aja orang iseng yang ngambil gambar dirimu. Berkat ponsel berkamera, orang bisa jadi paparazzi amatiran. Pokoknya, waspadalah!

Sebagai catatan
Ponsel+kamera emang kagak punya salah ape-ape. Ia kan cuma alat doang yang punya khasiat (qadar). Ia bisa bermanfaat; dipake nelepon ortu, SMS ke temen, bahkan buat dakwah. Tapi juga bisa membahayakan orang, seperti buat nyambit kepala atau ngegetok kepala adik kita. Semuanya berpulang kepada amal kita. Yang pasti, setiap muslim kan terikat hukum syara’, iya nggak? (koor: setujuuuu!).

Nah, buat kamu yang kebetulan kesampruk rejeki punya ponsel+kamera, jaga betul-betul manfaat kamera itu. Pake aje deh kamera itu untuk ngambil gambar yang â€کaman’. Misalnya, buat para akhwat, berfoto tanpa kerudung dan jilbab kan sah aja, tapi mbok ya ati-ati kalo harus disimpen di ponsel. Bukan apa-apa, ada kemungkinan temen cowok minjem, terus dia (perhaps) iseng atau nggak sengaja ngebuka folder fotomu, nah ketauan deh modalnya. Atau kalau takdir Allah bicara, terus ponsel kita dicopet gimana tuh?

Ada orang yang sedih ponselnya ilang bukan sekedar harganya mahal, atawa nomor-nomor pentingnya amblas, tapi juga karena ada gambar-gambar pribadi di situ. Amit-amit, jangan sampe deh, bro en sis!

Selain itu, jangan sampe deh ponsel itu dipake untuk nyimpen gambar-gambar atau adegan yang syuur. Kotorin pikiran en juga ngabisin memori ponsel kita, bro.

Last but not least, jangan coba-coba jadi paparazzi. Menguntit orang lalu dijepret, diambil gambarnya. Itu udah masuk kategori mata-mata (tajassus). Agama kita udah mengharamkan perbuatan itu. Karena ada sektor pribadi yang nggak boleh kita usik atawa kita ganggu. Kalaupun emang mau ngambil gambarnya, mbok ya bilang-bilang. Atau memang pada momen yang umum, lagi kumpul bareng, pengajian, demonstrasi atau jalan-jalan. Bukan menyengaja nguntit ala mata-mata. Inget bro en sis, di beberapa negara di Eropa penggunaan ponsel+kamera itu dibatasi oleh undang-undang. Kalo ada orang yang ngambil foto orang lain tanpa ijin, dan doi nggak suka, bisa diseret ke pengadilan dengan ancaman denda uang atau kurungan penjara. Nah, hukuman macam itu bisa juga diterapkan dalam pengadilan Islam untuk menjaga kehormatan sesama manusia.

So, semuanya berpulang pada kita. Teknologi itu diciptakan sebetulnya untuk kemudahan dan keindahan hidup kita. Jangan deh dirusak dengan pikiran jail dan kotor kita sendiri. Karena kalo sudah terjadi, yang bakal rugi kan kita sendiri.

Selain itu, emang kudu dikencengin budaya malu. Kalo punya rasa malu, orang nggak bakal deh mengabadikan hal-hal yang emang nggak pantes. Apalagi mengabadikan kemesuman sendiri. Please, deh!

Supaya lebih sip, emang kudu ada undang-undang yang ngatur masalah itu. Nah, kayaknya itu semua perlu hukum yang tegas dan adil. Apalagi kalo bukan syari’at Islam. Tanpa syari’at dan kehidupan Islam, hidup ini emang serba susah. Suer! [januar, dari berbagai sumber]

Perkembangan Teknologi Televisi di Dunia

TV adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata telvisi berasal dari kata tele & vision; yg mempunyai arti masing2 jauh (tele) & tampak (vision). Jadi TV berarti tampak/dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan TV disejajarkan dgn penemuan roda, karna penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia sendiri 'TV' scara tidak formal disebut dgn TV, tivi, teve/tipi.


Televisi analog
mengkodekan informasi gambar dgn memvariasikan voltase/frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum TV digital dpt dimasukan ke analog.

Sistem yg dipergunakan dlm TV analog adalah NTSC (National Television System Committee) badan industri pembuat standar yg menciptakannya. Sistem ini sbagian besar diteraapkan di Amerika Serikat (AS) & beberapa bagian Asia Timur, sperti: China/Tiongkok, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan, Mongolia.

Sementara, sistem PAL (Phase-Alternating Line, phase alternation by line/untuk phase alternation line). Dalam bhasa Indonesia: garis alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dlm sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia. PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yg bekerja di Telefunken & pertama kali diperkenalkan pada 1967.

Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) adalah jenis TV yg menggunakan modulasi digital & sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi. TV resolusi tinggi/high-definition television (HDTV), yaitu: standar TV digital internasional yg disiarkan dlm format 16:9 (TV biasa 4:3) & surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lbh tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dgn warna2 matang & depth-of-field yg lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yg digunakan di Indonesia.

Televisi kabel adalah sistem penyiaran acara TV lewat frekuensi radio melalui serat optic kabel coaxial & bukan lewat udara seperti siaran TV biasa yg harus ditangkap antena. Selain acara TV, acara radio FM, internet & telephon juga dpt disampaikan lewat kabel.

Sistem ini byk dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika Selatan & Timur Tengah. Ti kabel kurang berhasil di Afrika karna kepadatan penduduk yg rendah di berbagai daerah. Sperti halnya radio, frekuensi yg berbeda digunakan untuk menyebarkan byk saluran lewat satu kabel. Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu saluran TV. Sistem TV kabel modern skarang menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih byk saluran TV daripada sistem analog.

Televisi satelit
adalah TV yg dipancarkan dgn cara yg mirip sperti komunikasi satelit, serta bisa disamakan dgn TV lokal & TV kabel. Di banyak tempat di bumi ini, layanan televisi satelit menambah sinyal lokal yg kuno, menghasilkan jangkauan saluran & layanan yg lebih luas, termasuk untuk layanan berbayar.

Sinyal TV satelit pertama disiarkan dari benua Eropa ke satelit Telstar di atas Amerika Utara pada tahun 1962. Satelit komunikasi geosynchronous pertama, Syncom 2 diluncurkan tahun 1963. Komunikasi satelit komersial pertama di dunia, disebut Intelsat_I (disebut juga Early Bird), diluncurkan ke orbit pada tanggal 6 April 1965. Satelit jaringan TV nasional pertama, Orbita, dibuat di Uni Soviet pada tahun 1967. Satelit domestik Amerika Utara pertama yg memuat siaran TV adalah geostasiun Anik 1 milik Kanada yg diluncurkan pada tahun 1872.id:Satellite TV.

Oleh : Dadan Rusmawan. CyberMQ.com-Intermezzo

Perkembangan Televisi di Indonesia

TELEVISI (TV) yg sering disebut sbagai kotak ajaib, telah memberi pengaruh (negatif & positif) bagi kehidupan umat manusia. Televisi dengan kekuatannya menciptakan dunia yang tidak berjarak. Olehnya, dominasi wilayah dlm ranah politik menjadi tidak bermakna apa2. Walau tak berada di Amerika, kita bisa menyaksikan riuhnya suasana politik di sana tanpa ada yg bisa melarang. Berkat TV, kita sperti memiliki ikatan kultural dan bersimpati dgn salah seorang calon presiden di Amerika, hanya karena yg bersangkutan pernah menetap di Indonesia.


TV juga menjadi tutor yg andal dlm membentuk watak & perilaku manusia. Anak kecil yg tidak tahu cara berkelahi karna sering melihat acara gulat di TV jadi mahir ketika berkelahi dgn temannya. TV juga mampu menghipnotis ksadaran pemirsa sehingga terlupa dari kenyataan yg dialaminya. Anggota masyarakat yg sedang didera rasa lapar ketika berpuasa seolah lupa ketika menyaksikan infotainment di TV. Itulah berbagai kekuatan yg TV miliki. TV menjadi bagian yg tak terpisahkan dari khidupan umat manusia di dunia.

TV di Indonesia

Indonesia patut bersyukur pernah dipimpin seorang pemimpin yg visioner, sang penyambung lidah rakyat. Dialah putra sang fajar, Soekarno. Di bawah kepemimpinannya, upaya pengenalan & memasyarakatkan TV sbagai jendela informasi mulai dikembangkan. Projek ini dimulai ketika Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games IV. Pembangunan stasiun TV berikut pemancarnya dilakukan untuk meliput kegiatan tsb. Tanggal 25 Juli 1961 merupakan momen bersejarah. Menteri Penerangan atas nama pemerintah mengeluarkan SK Menpen No.20/SK/M/1961 tentang Pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T). Inilah cikal bakal berdirinya TVRI di Indonesia.

Tanggal 17 Agustus 1962, TV negara yg kmudian bernama TVRI mulai mengudara untuk yang pertama kalinya. Siaran pertama kali ini diisi dgn siaran percobaan dari halaman Istana Merdeka Jakarta yg meliput acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yg ke-17. Pada 24 Agustus 1962, TVRI bersiaran secara resmi & siaran yg dipancarluaskannya adalah siaran langsung upacara pembukaan SEA Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. TVRI kemudian disempurnakan badan hukumnya oleh negara dgn menerbitkan Keppres No.215/1963 tentang Pembentukan Yayasan TVRI dgn Pimpinan Umum Presiden RI, tanggal 20 Oktober 1963.

Selanjutnya, Orde Baru bertekad menciptakan pembangunan ekonomi yg kuat & kehidupan politik yg terkontrol. TVRI di bawah kekuasaan orde ini ditempatkan menjadi mikrofon penyampai aspirasi pemerintah. Acara yg ditayangkan TVRI harus disesuaikan dgn norma, kehendak & sistem nilai yg diproduksi rezim. Walaupun di permukaan kehidupan tampak tenang, di balik itu sesungguhnya rakyat merasa tertekan. Ketenangan yg tampak merupakan ketenangan yg dihasilkan dari teror. Seniman yg bisa muncul di layar TVRI hanya seniman yg berafiliasi scara politik dengan rezim. Bagi yg berseberangan jangan harap bisa muncul di TVRI. Kita mungkin masih ingat dgn kasus pelarangan Rhoma Irama bernyanyi di TVRI.

Di akhir ’80-an, ketika projek modernisasi yg diterapkan rezim mulai menampakkan hasil, di Indonesia mulai byk anggota masyarakat yg terdidik, hal ini telah memunculkan lapisan baru di masyarakat Indonesia, yakni kelas menengah. Kelas ini mulai merasa jenuh dgn tayangan yg diproduksi TVRI yg menjadi partisan rezim. Kelas ini mulai menuntut keberagaman isi.

Pemerintah mengakomodasi keinginan publik yg disuarakan kelas menengah ini. Pada 28 Oktober 1987, pemerintah melalui Departemen Penerangan c.q. Direktur Televisi/Direktur Yayasan TVRI memberikan izin prinsip kepada RCTI untuk memulai siaran dgn No.557/DIR/TV/1987. Itu pun harus menggunakan dekoder. Baru pada 1 Agustus 1990 dgn izin prinsip Dirjen RTF No.1217D/RTF/K/VIII/1990, RCTI bersiaran tanpa dekoder.

Di Surabaya, pemerintah juga memberi izin kepada SCTV. Izin prinsip kepada SCTV diberikan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No.415/RTF/IX/1989.

Pemerintah memberikan izin kpada TPI pada 1 Agustus 1990 dengan izin siaran nasional. Izin prinsipnya dikeluarkan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No.1271B/RTF/K/VIII/1990. TPI dalam memancarluaskan siarannya memanfaatkan antena transmisi & fasilitas yg dimiliki TVRI di daerah. Itu karna TPI merupakan TV yg dikelola Siti Hardiyanti Rukmana/biasa disapa Mbak Tutut.

ANTV ikut meramaikan siaran TV Indonesia sejak diberikan izin prinsip No.2071/RTF/K/1991 pada 17 September 1991. Siarannya dimulai di Lampung. Baru pada 30 Januari 1993, dgn izin prinsip Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF No. 207RTF/K/I/1993 Anteve bersiaran scara nasional.

Sementara itu, Indosiar mengudara dgn izin prinsip dari Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 208/RTF/K/I/1993, sbagai penyesuaian atas izin prinsip pendirian No.1340/RTF/K/VI/1992, tanggal 19 Juni 1992.

Shingga pada 1992, ada lima TV yg bersiaran nasional. Barulah pada 1998 pemerintah melalui Keputusan Menteri Penerangan No. 84/SK/Menpen/1998 mengizinkan berdirinya lima TV baru, yakni Metro TV, Lativi, TV7, Trans TV & Global TV.

Walaupun pemerintah mengizinkan pendirian TV swasta, bukan berarti siapapun dibebaskan untuk memilikinya. Yg bisa menjadi pemilik TV tetaplah mereka yg menjadi bagian dari klik kekuasaan. Barulah ketika reformasi terjadi di Indonesia pada 1998, benteng pertahanan rezim jebol. TV beramai-ramai menyuarakan aspirasi masyarakat & menguliti kebusukan rezim.

TV di masa reformasi

Jatuhnya Soeharto berikut orde yg dibangunnya telah membawa perubahan besar di dunia pertelevisian Indonesia. Yg berkuasa atas siaran TV bukan lagi pemerintah & aparatusnya tetapi bergeser ke pemilik modal. Merekalah yg menentukan format dan isi siaran yg akan ditayangkan TV. Para pemilik modal ini berorientasi pada akumulasi modal & cenderung abai pada kepentingan publik. Mereka tak pernah mau peduli apakah siaran yg diproduksi TV bermanfaat/tidak, yg penting bagi mereka siaran itu menghasilkan uang.

Tidak hanya itu. Pada masa reformasi, terjadi pertumbuhan TV di daerah yg begitu pesat, yg disebut TV lokal. Pertumbuhannya merata di berbagai daerah. Di Jawa Timur ada JTV. Di Medan ada Deli TV. Di Bandung ada Bandung TV, Padjadjaran TV, dan STV. Di Bali ada Bali TV. Di Batam ada Batam TV. Di Makassar ada Makassar TV. Ini semua terjadi karna adanya demokratisasi penyiaran & demokratisasi pengelolaan frekuensi. Pemilik TV tidak lagi menjadi dominasi klik istana tetapi telah menyebar ke berbagai klompok ekonomi di masyarakat. Dgn adanya fenomena ini keberagaman isi menjadi ada.

Pada masa reformasi, muncul desakan kuat dari masyarakat di daerah yang menuntut kedaulatan daerah di ranah penyiaran. Desakan itu mewujud pada tuntutan agar TV menjadi berjaringan, tidak lagi sentralistik dan dikendalikan dari Jakarta. Pemerintahpun mengakomodasi keinginan ini. UU No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran menjadi penanda kemenangan publik. Dlm UU ini, tak lagi dikenal istilah TV nasional, yg dikenal adalah TV local/TV berjaringan. Nah, bgaimana perkembangan TV di Indonesia selanjutnya? Kita tunggu & saksikan bersama. Sejarah yg akan mewartakan pada kita bgaimana perkembangannya

17 September 2008 by Hernoe

Oleh M.Z. AL-FAQIH - Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat, Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Barat, pemilik blog www.seputar-penyiaran.blogspot.com. Gerakan Pemuda Ansor.com